Senin, 14 November 2016

WASPADAI MAFIA EKONOMI NEOLIBERAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN


     WASPADAI MAFIA EKONOMI NEOLIBERAL
                 DALAM DUNIA PENDIDIKAN
 
                                           
 
            Neoliberalisme tiba-tiba saja mencul menjadi wacana hangat di tengah-tengah Masyarakat Indonesia. Seperti yang dikatakan para penentang Neoliberalisme bahwa Salah Satu Mantan Wakil Presiden Adalah seorang penganut Neoliberalisme Sejati, Dan Ini Akan sangat berbahaya Bagi Masa depan perekonomian dan pendidikan Indonesia. Maaf Sebelumnya Tulisan Ini tidak akan membahas ataupun mengupas Mantan Wakil presiden atau Paham Ekonomi yang Dianutnya. Tulisan ini akan lebih jauh mengupas bahayanya Neoliberalisme pada Sektor Pendidikan Di Indonesia.
            Tim Ekonomi Pemerintah yang sering dijuluki “ Mafia Berkeley” itu memang tidak mempunyai akar kekuatan politik di dalam negeri. Possisi tawar tim ekonomi ini dibangun dengan cara membangun mitor atau kepercayaan perlunya utang luar negeri untuk pembangunan pendidikan di indonesia, dan utang ini hanya dapat diperoleh bila mereka yang memegang pos-pos kunci ekonomi dalam Kabinet itu sendiri.
            Mereka pun aktif menjalankan politik penyesatan yang sebenarnya berpotensi menjerumuskan bangsa indonesia ke dalam Lembah Kehancuran,dengan propaganda bahwa semakin besar utang untuk Dunia pendidikan, semakin besar kepercayaan Dunia Internasional kepada Bangsa Indonesia tercinta ini.
            Perlu untuk diingat bahwa kehadiran mereka di banyak negara khususnya indonesia dalam Dunia pendidikan sebagai ’dokter’ Ekonomi dan sektor pendidikan pada umumnya gagal. Indonesia klien Bank Dunia atau IMF cenderung menjadi klien abadi dengan sakit kronis yang berulang. Jadi kita harus bersiap-siap dengan skenario kembalinya menguatnya peram kedua lembaga ini balik ke indonesia baik langsung maupun tidak langsung melalui para penasihat atau konsultan yang berada di indonesia yang telah dikontrol mereka.
            Perlu juga untuk diketahui bahwa ilmu Ekonomi yang diajarkan pada hampir semua Fakultas Ekonomi yang berada di indonesia Dibangun atas dasar kerangka Liberlisme dan Kapitalisme. Jadi sesungguhnya sulit dipungkiri bahwa Hampir 99,9 % Ekonomi indonesia memiliki kecendrungan untuk menjadi penganut Neoliberalisme. Jadi indonesia tidak akan pernah lepas dari yang namanya liberlisme dan kapitalisme dikarenakan mahasiswa masih saja diajarkan Neoliberalisme.
            Secara substansial, hubungan antara Neoliberalisme dan Pendidikan dapat diibaratkan seperti hubungan antara Kolonialisme dan Sebuah perjuangan. Sebagaimana Kita ketahui, pendidikan adalah Sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh sebuah bangsa untuk ‘Mencerdaskan kehidupan bangsa’ Indonesia.
            Adapun maksud dari mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu hanya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, atau peningkatan jumlah lulusan jenjang pendidikan “Ekonomi” yang lebih tinggi.
            Kita bisa melihat hadirnya Neoliberalisme ini ditengah-tengah Peruguran tinggi Indonesia berpengaruh terhadap pendidikan Ekonomi di bangsa ini, seperti suatu contoh, banyak pejabat pemerintah ataupun pengurus Peruguran tinggi yang berperilaku seperti Abunawas, Ketika Mahasiswa mengeluhkan mahalnya biaya Kuliah, ada pejabat pemerintah ataupun pengurus Peruguran tinggi yang dengan entengnya merespon bahwa kalau tidak mampu Ya tidak usah Kuliah, Entah mereka mau meniru Abunawas seperti yang penulis katakan tadi atau karena kebingungan dan tidak ketahuan  mereka saja.
            Menyimak dari uraian tersebut, secara singkat dapat disimpulkan, sebagai bentuk baru liberalisme, neoliberalisme pada dasarnya sangat memuliakan mekanisme pasar untuk sektor pendidikan di indonesia. Campur tangan negara dalam bidang perekonomian dan pendidikan, walaupun diakui diperlukan, harus dibatasi.
            Bahaya Neoliberalisme terlatak pada pemujaannya yang sangat berlebihan terhadap peranan Liberalisme pendidikan. Liberalisme pendidikan hanyalah salah satu alat, bukan satu-satunya alat, untuk mencapai tujuan perekonomian Neoliberalisme .Sebab itu, menjadikan Liberalisme pendidikan sebagai satu-satunya alat, lebih-lebih menujanya sebagai tujuan itu sendiri, sama artinya dengan menjerumuskan Masyarakat “Mahasiswa” ke Lembah Kehancuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar